Pagi ini senandung lagu 80's n 90's, sedang hilir mudik di telinga ku. Bayang akan masa itu sedikit mulai membuka kembali, cakrawala remaja. Ketika aku masih duduk sekolah. ketika pikiran tidak di penuhi tuntutan akan ini dan itu.
Masa sekolah yang penuh dengan canda tawa. Masa dimana ayah ku masih ada. Masa dimana aku mulai beranjak dewasa. Kadang tawa, kadang sedih, kadang pula malu. Ketika bayang masa lalu itu terpampang dalam layar khayalku.
"One day in your life" by Michael Jackson baru saja selesai di dendangkan di telingaku. ketika ku toleh jam, sudah beranjak ke pukul satu pagi. Namun mata ini belum juga kantuk. Sedang jari ku masih menari diatas keyboard. Alam khayalku pun masih silih berganti bercerita akan masa laluku.
Ku teguk lagi kopiku. Kemudian ku ambil sebatang rokok. Sambil ku hisap rokokku, tiba tiba ku teringat almarhum bapakku. Dia meninggal pada 4 januari 1999. Berarti kini sudah lebih dari 10 tahun.
Bukan waktu yang sebentar, namun kadang aku masih merasa baru kemarin. Ketika setiap sore aku menanti bapak pulang kerja. Kadang kami berteriak dari dalam rumah, begitu mendengar suara motor bapak ku.
"Bapak pulang, bapak pulang" begitu teriak aku memberitahu adik adiku yang lain. Dan kami pun berlari menghampirinya. Berebut mengambil tas selempang yang selalu dibawa bapak. Kemanapun beliau pergi dengan motor bututnya.
Walau berat dan bau tas itu selalu menjadi incaran kami. Karena didalam tas itu ada koran hari ini. Bermacam koran bapak bawa dari kantor. Dan semua itu bukan dibeli bapak. Tapi pemberian dari teman temannya. Begitu aku bapak, ketika aku tanyakan asal koran tersebut.
Isi tas bapak tidak ada yang menarik selain koran koran tersebut. Jadi beratnya tas bapak dikarenakan isinya peralatan motor. Ada kunci pas, kunci ring semua dari ukuran kecil ke besar. Adapula obeng, baik itu obeng kembang maupun obeng minus.
Hampir semua keluarga hapal dengan nama nama peralatan tersebut. Karena bapak selalu memperbaiki motor atau peralatan elektroniknya sendiri. Kebetulan bapak memang ahlinya.
Pada saat bapak memperbaiki apapun kami memang tidak pernah jauh dari beliau. Bukan karena kami minat, supaya bisa seperti bapak. Pandai memperbaiki segala hal. Tapi karena selalu saja ada makanan kecil yang disediakan oleh mamah. heh eheheh
Selain itu bapak juga layaknya seorang dokter yang sedang mengoperasi pasiennya, ketika sedang memperbaiki apapun. Ada saja yang minta diambilkan oleh kami. Itulah salah satunya yang membuat kami tidak bisa jauh ketika bapak sedang memperbaiki sesuatu.
Walau terlihat capek karena baru saja tiba dari kantor. Bapak tidak pernah menampakan kepenatannya tersebut. Dia akan selalu bercerita sambil makan kepada kami. Ada saja yang diceritakan oleh nya. Kami selalu tertawa ketika bapak menceritakan temannya yang lucu lucu.
Pada suatu hari bapak bercerita tentang temannya yang sedang sakit panas. Waktu itu sedang musim hujan. Kadang hujan turun dipagi hari, siang ataupun malam. Nah pada saat itu teman bapak mungkin sedang dalam keadaan tidak fit. Sehingga pada hari itu dia jatuh sakit. Namun walau sakit teman bapak itu tetap masuk kerja.
Sesampai dikantor teman bapak yang bernama Utom itu menggigil. Seluruh badannya panas. Jaket dan syal yang diselendangkan dilehernya tidak juga membuatnya nyaman.
Melihat pak Utom yang sedang sakit maka teman teman bapak yang lainya pun ber inisiatif untuk menolongnya. Ada yang memijitnya. ada pula yang membuatkan teh manis hangat.
Tak lama kemudian datang lah pak Basarudin. Melihat keramaian yang tidak biasa di depan ruang kerja bapak ku. Dia pun bertanya kepada orang orang tersebut.
"Ada apa nih, pagi pagi koq tumben ramai?" begitu tanya pak Basarudin.
"Oh, ini bang. Pak Utom sakit panas. badannya menggigil kedinginan, padahal kalau kita pegang seluruh badannya panas" Jawab pak Nasrul
"hmm, mungkin dia masuk angin tuh, coba kerokin aja" jawab pak Basarudin sambil berlalu mencari balsem diruangan kerja bapak.
Tak lama kemudian pak Basarudin sudah keluar lagi dari ruangan bapak. Sambil membawa balsem.
"Ada yang punya koin, gak ?" tanya pak Basarudin
"Ada nih bang, emang buat apaan bang" jawab pak Nasrul
"Ya, buat ngerokin si Utom" jawab pak Basarudin agak kesal.
"Coba, Tom. lo buka baju dan tidur telungkup, biar gue kerokin" pinta pak Basarudin kepada pak Utom.
Sambil mengeluh karena sakit pak Utom menuruti permintaan temannya itu.
"Aduh, Bas. gue gak pernah dikerok nih. Lagian badan dah mengigil kedinginan, koq lu suruh gua buka baju sih" keluh pak Utom
"Udah, lu nurut aja deh. soalnya penyakit kayak elo tuh gak bakal sembuh deh kalau gak dikerokin." kata pak Basarudin menyakinkan temannya itu.
Setelah baju dan tidur telungkup pak Basarudin pun kemudian membuka tutup balsem tersebut. Sambil mengolesi seluruh punggung temannya itu. Pak Basarudin memulai mengerok punggungnya pak Utom dengan koin.
Tak lama setelah seluruh punggung pak Utom di oles oleh balsem. Terlihat bekas yang aneh di punggung pak Utom. Mulai ada kerak yang tak lazim dari punggung yang bekas di olesi balsem tersebut.
Dari dalam ruangan bapak, terdengar bapak berbincang dengan rekannya yang lain. Perbincangan tentang bapak yang mencari lem.
"Tadi, saya lihat masih di atas meja koq pak" jawab teman kerja bapakku.
"Iya, tadi juga saya lihat disini. Masa sih, udah capek capek cari tempatnya. untuk ambil lem. eh udah ilang lagi" kesal bapakku
"Tadi siapa aja yang masuk ruangan ini " tanya bapakku lagi.
"eh, siapa yah. oh pak Basarudin, pak " ingat teman kerja bapakku lagi.
Tiba tiba dari luar ruangan bapakku terdengar gelak tawa rekan rekan bapak.
Tak lama kemudian terlihat pak Basarudin sedang dikejar kejar oleh pak Utom. Ternyata balsem yang tadi dibawa pak Basarudin untuk mengolesi pak Utom, berisi lem.
Dari kejauhan pak Basarudin berteriak mohon maaf, namun pak Utom masih tetap mengejar.
"sorry, Tom. gue kan gak tau kalo tempat balsem itu dah diganti isinya ama lem" teriak pak Basarudin sambil berlari.
Nah, begitulah bapakku kalau sedang bercerita. Biasanya bapak baru selesai bercerita kalau makannya sudah selesai. Sehabis makan bapak biasanya mengajak kami jalan jalan. Kadang pakai motor atau mobil, sekedar mengitari komplek rumahku.
Kalau pakai mobil bapak biasanya mengajak pula anak tetangga. Sehingga ramai suasananya. Dan kalau pakai mobil, aku pasti duduk dipangkuan bapak sambil memegang stir mobil. Seolah aku lah yang mengendarainya.
Oh, bapak semoga kau bahagia di alam sana. Karena kami disini pun merasa bahagia. Kebahagian yang telah engkau tanam sedari kami kecil. Merasakan manfaat yang besar sekali dari mu yang telah mendidik aku. Sehingga bisa seperti sekarang.
Dari ceritamu aku bisa mengenal begitu banyak watak orang. Dari penat mu kau tetap sisihkan waktu untuk bercengkrama dengan kami. Itu membuat aku mengenal akan pengorbanan dan tanggung jawab.
Namun rinduku kini akan mu, hanya bisa aku sampaikan lewat do'a. Padahal aku ingin memeluk mu dan mengucapkan terima kasih.
Suara mu ketika bercerita dan tawa mu ketika bahagia, kini hanya bisa lewat bayang angan. Padahal aku ingin impikan kau bercerita dan tertawa.
Lewat coretan yang kau gurat di buku itu. Aku tahu apa yang kau inginkan, rasakan dan impikan. Namun mimpi mu untuk membahagiakan mamah belum juga bisa kami wujudkan.
Sebatang lagi rokok ku nyalakan, ku lihat jam di dinding sudah bergerak ke arah jam 2 pagi. Alunan lagu "Ayah" dari koesplus mengisi relung jiwaku. Terhentak aku akan khayalku.
Aku membayangkan betapa kau bahagianya bila melihat aku sudah berkeluarga. Punya istri yang cantik dan anak yang cantik dan semua dalam keadaan sehat. Betapa aku ingin kau tahu bahwa aku merindu mu.
Ingin aku bercerita tentang kebahagiaan ini dengan mu. Agar kau tahu kau tidak sia sia berkorban untuk kami, anakmu.
Namun aku masih malu dengan mu. Karena mimpi mu untuk membahagiakan pasangan jiwa mu. belum pula terwujud melalui ku.
Terima kasih Tuhan, yang telah memberi aku Ibu yang begitu penyayang.
Terima kasih Tuhan, yang telah memberi aku Bapak yang begitu baik.
Terima kasih Tuhan, yang telah memberi aku orang tua yang sabar.
Terima kasih Tuhan, yang telah memberi aku Adik yang lucu lucu.
Terima kasih Tuhan, yang telah memberi aku Istri yang cantik dan pengertian.
Terima kasih Tuhan, yang telah memberi aku Anak yang menjadi obat dari setiap kepenatan.
Izinkan aku ya, Allah. Untuk memberikan kebahagian kepada semuanya.
Izinkan aku ya, Allah. Untuk mewujudkan mimpi mimpi mereka.
Izinkan aku ya, Allah. Untuk..................
Masa sekolah yang penuh dengan canda tawa. Masa dimana ayah ku masih ada. Masa dimana aku mulai beranjak dewasa. Kadang tawa, kadang sedih, kadang pula malu. Ketika bayang masa lalu itu terpampang dalam layar khayalku.
"One day in your life" by Michael Jackson baru saja selesai di dendangkan di telingaku. ketika ku toleh jam, sudah beranjak ke pukul satu pagi. Namun mata ini belum juga kantuk. Sedang jari ku masih menari diatas keyboard. Alam khayalku pun masih silih berganti bercerita akan masa laluku.
Ku teguk lagi kopiku. Kemudian ku ambil sebatang rokok. Sambil ku hisap rokokku, tiba tiba ku teringat almarhum bapakku. Dia meninggal pada 4 januari 1999. Berarti kini sudah lebih dari 10 tahun.
Bukan waktu yang sebentar, namun kadang aku masih merasa baru kemarin. Ketika setiap sore aku menanti bapak pulang kerja. Kadang kami berteriak dari dalam rumah, begitu mendengar suara motor bapak ku.
"Bapak pulang, bapak pulang" begitu teriak aku memberitahu adik adiku yang lain. Dan kami pun berlari menghampirinya. Berebut mengambil tas selempang yang selalu dibawa bapak. Kemanapun beliau pergi dengan motor bututnya.
Walau berat dan bau tas itu selalu menjadi incaran kami. Karena didalam tas itu ada koran hari ini. Bermacam koran bapak bawa dari kantor. Dan semua itu bukan dibeli bapak. Tapi pemberian dari teman temannya. Begitu aku bapak, ketika aku tanyakan asal koran tersebut.
Isi tas bapak tidak ada yang menarik selain koran koran tersebut. Jadi beratnya tas bapak dikarenakan isinya peralatan motor. Ada kunci pas, kunci ring semua dari ukuran kecil ke besar. Adapula obeng, baik itu obeng kembang maupun obeng minus.
Hampir semua keluarga hapal dengan nama nama peralatan tersebut. Karena bapak selalu memperbaiki motor atau peralatan elektroniknya sendiri. Kebetulan bapak memang ahlinya.
Pada saat bapak memperbaiki apapun kami memang tidak pernah jauh dari beliau. Bukan karena kami minat, supaya bisa seperti bapak. Pandai memperbaiki segala hal. Tapi karena selalu saja ada makanan kecil yang disediakan oleh mamah. heh eheheh
Selain itu bapak juga layaknya seorang dokter yang sedang mengoperasi pasiennya, ketika sedang memperbaiki apapun. Ada saja yang minta diambilkan oleh kami. Itulah salah satunya yang membuat kami tidak bisa jauh ketika bapak sedang memperbaiki sesuatu.
Walau terlihat capek karena baru saja tiba dari kantor. Bapak tidak pernah menampakan kepenatannya tersebut. Dia akan selalu bercerita sambil makan kepada kami. Ada saja yang diceritakan oleh nya. Kami selalu tertawa ketika bapak menceritakan temannya yang lucu lucu.
Pada suatu hari bapak bercerita tentang temannya yang sedang sakit panas. Waktu itu sedang musim hujan. Kadang hujan turun dipagi hari, siang ataupun malam. Nah pada saat itu teman bapak mungkin sedang dalam keadaan tidak fit. Sehingga pada hari itu dia jatuh sakit. Namun walau sakit teman bapak itu tetap masuk kerja.
Sesampai dikantor teman bapak yang bernama Utom itu menggigil. Seluruh badannya panas. Jaket dan syal yang diselendangkan dilehernya tidak juga membuatnya nyaman.
Melihat pak Utom yang sedang sakit maka teman teman bapak yang lainya pun ber inisiatif untuk menolongnya. Ada yang memijitnya. ada pula yang membuatkan teh manis hangat.
Tak lama kemudian datang lah pak Basarudin. Melihat keramaian yang tidak biasa di depan ruang kerja bapak ku. Dia pun bertanya kepada orang orang tersebut.
"Ada apa nih, pagi pagi koq tumben ramai?" begitu tanya pak Basarudin.
"Oh, ini bang. Pak Utom sakit panas. badannya menggigil kedinginan, padahal kalau kita pegang seluruh badannya panas" Jawab pak Nasrul
"hmm, mungkin dia masuk angin tuh, coba kerokin aja" jawab pak Basarudin sambil berlalu mencari balsem diruangan kerja bapak.
Tak lama kemudian pak Basarudin sudah keluar lagi dari ruangan bapak. Sambil membawa balsem.
"Ada yang punya koin, gak ?" tanya pak Basarudin
"Ada nih bang, emang buat apaan bang" jawab pak Nasrul
"Ya, buat ngerokin si Utom" jawab pak Basarudin agak kesal.
"Coba, Tom. lo buka baju dan tidur telungkup, biar gue kerokin" pinta pak Basarudin kepada pak Utom.
Sambil mengeluh karena sakit pak Utom menuruti permintaan temannya itu.
"Aduh, Bas. gue gak pernah dikerok nih. Lagian badan dah mengigil kedinginan, koq lu suruh gua buka baju sih" keluh pak Utom
"Udah, lu nurut aja deh. soalnya penyakit kayak elo tuh gak bakal sembuh deh kalau gak dikerokin." kata pak Basarudin menyakinkan temannya itu.
Setelah baju dan tidur telungkup pak Basarudin pun kemudian membuka tutup balsem tersebut. Sambil mengolesi seluruh punggung temannya itu. Pak Basarudin memulai mengerok punggungnya pak Utom dengan koin.
Tak lama setelah seluruh punggung pak Utom di oles oleh balsem. Terlihat bekas yang aneh di punggung pak Utom. Mulai ada kerak yang tak lazim dari punggung yang bekas di olesi balsem tersebut.
Dari dalam ruangan bapak, terdengar bapak berbincang dengan rekannya yang lain. Perbincangan tentang bapak yang mencari lem.
"Tadi, saya lihat masih di atas meja koq pak" jawab teman kerja bapakku.
"Iya, tadi juga saya lihat disini. Masa sih, udah capek capek cari tempatnya. untuk ambil lem. eh udah ilang lagi" kesal bapakku
"Tadi siapa aja yang masuk ruangan ini " tanya bapakku lagi.
"eh, siapa yah. oh pak Basarudin, pak " ingat teman kerja bapakku lagi.
Tiba tiba dari luar ruangan bapakku terdengar gelak tawa rekan rekan bapak.
Tak lama kemudian terlihat pak Basarudin sedang dikejar kejar oleh pak Utom. Ternyata balsem yang tadi dibawa pak Basarudin untuk mengolesi pak Utom, berisi lem.
Dari kejauhan pak Basarudin berteriak mohon maaf, namun pak Utom masih tetap mengejar.
"sorry, Tom. gue kan gak tau kalo tempat balsem itu dah diganti isinya ama lem" teriak pak Basarudin sambil berlari.
Nah, begitulah bapakku kalau sedang bercerita. Biasanya bapak baru selesai bercerita kalau makannya sudah selesai. Sehabis makan bapak biasanya mengajak kami jalan jalan. Kadang pakai motor atau mobil, sekedar mengitari komplek rumahku.
Kalau pakai mobil bapak biasanya mengajak pula anak tetangga. Sehingga ramai suasananya. Dan kalau pakai mobil, aku pasti duduk dipangkuan bapak sambil memegang stir mobil. Seolah aku lah yang mengendarainya.
Oh, bapak semoga kau bahagia di alam sana. Karena kami disini pun merasa bahagia. Kebahagian yang telah engkau tanam sedari kami kecil. Merasakan manfaat yang besar sekali dari mu yang telah mendidik aku. Sehingga bisa seperti sekarang.
Dari ceritamu aku bisa mengenal begitu banyak watak orang. Dari penat mu kau tetap sisihkan waktu untuk bercengkrama dengan kami. Itu membuat aku mengenal akan pengorbanan dan tanggung jawab.
Namun rinduku kini akan mu, hanya bisa aku sampaikan lewat do'a. Padahal aku ingin memeluk mu dan mengucapkan terima kasih.
Suara mu ketika bercerita dan tawa mu ketika bahagia, kini hanya bisa lewat bayang angan. Padahal aku ingin impikan kau bercerita dan tertawa.
Lewat coretan yang kau gurat di buku itu. Aku tahu apa yang kau inginkan, rasakan dan impikan. Namun mimpi mu untuk membahagiakan mamah belum juga bisa kami wujudkan.
Sebatang lagi rokok ku nyalakan, ku lihat jam di dinding sudah bergerak ke arah jam 2 pagi. Alunan lagu "Ayah" dari koesplus mengisi relung jiwaku. Terhentak aku akan khayalku.
Aku membayangkan betapa kau bahagianya bila melihat aku sudah berkeluarga. Punya istri yang cantik dan anak yang cantik dan semua dalam keadaan sehat. Betapa aku ingin kau tahu bahwa aku merindu mu.
Ingin aku bercerita tentang kebahagiaan ini dengan mu. Agar kau tahu kau tidak sia sia berkorban untuk kami, anakmu.
Namun aku masih malu dengan mu. Karena mimpi mu untuk membahagiakan pasangan jiwa mu. belum pula terwujud melalui ku.
Terima kasih Tuhan, yang telah memberi aku Ibu yang begitu penyayang.
Terima kasih Tuhan, yang telah memberi aku Bapak yang begitu baik.
Terima kasih Tuhan, yang telah memberi aku orang tua yang sabar.
Terima kasih Tuhan, yang telah memberi aku Adik yang lucu lucu.
Terima kasih Tuhan, yang telah memberi aku Istri yang cantik dan pengertian.
Terima kasih Tuhan, yang telah memberi aku Anak yang menjadi obat dari setiap kepenatan.
Izinkan aku ya, Allah. Untuk memberikan kebahagian kepada semuanya.
Izinkan aku ya, Allah. Untuk mewujudkan mimpi mimpi mereka.
Izinkan aku ya, Allah. Untuk..................
Comments
Post a Comment
Terima kasih yah udah mau komentar