Aplikasi Tiktok belakangan ini sangat digandrungi oleh kaula muda. Ini disebabkan aplikasi tiktok sangat cocok untuk kawula muda untuk mengekspresikan diri ke dunia luar. Tiktok sendiri di miliki oleh perusahaan cina bernama Byte Tech Company atau biasa disebut ByteDance. Perusahaan ini dibangun oleh entrepreneur Zhang Yimin di tahun 2012.
Perkembangan aplikasi tiktok sungguh pesat. Semula hanya untuk menyaingi instagram, facebook, dan Twitter. Kini fitur yang dibuat telah menjadi distrupsi marketplace seperti tokopedia, shopee, bukalapak, dan lazada.
Langkah yang dibuat Tiktok sungguh tidak diduga. Dan ini memenuhi kebutuhan pedagang online. Karena bentuk pemasaran di Tiktok bisa berupa video. Baik yang di upload tersendiri atau dilakukan secara live. Kebijakan ini pun akhirnya ditiru oleh marketplace lain.
Sebagai pionir Tiktok sangat sulit dikejar sekarang oleh marketplace. Selain fitur tersebut sudah lebih dulu ada serta kestabilannya mumpuni. Beberapa fitur yang sulit ditandingi oleh marketplace adalah algoritma sistem yang membuat pengguna tiktok bisa berlama lama surfing di aplikasi tersebut.
TikTok menggunakan algoritma yang canggih dan kompleks untuk menampilkan konten yang relevan dan menarik bagi setiap pengguna. Algoritma TikTok didasarkan pada kombinasi faktor-faktor seperti:
Interaksi pengguna: TikTok mempertimbangkan bagaimana pengguna berinteraksi dengan konten yang ditampilkan di aplikasi, seperti menonton video hingga selesai, memberi like, berbagi, dan komentar.
Preferensi pengguna: TikTok mempelajari preferensi setiap pengguna berdasarkan video yang mereka tonton, like, dan bagikan. Algoritma TikTok kemudian menampilkan konten yang dianggap relevan dengan preferensi pengguna.
Popularitas video: TikTok mempertimbangkan popularitas video berdasarkan jumlah tayangan, like, dan bagikan, serta seberapa cepat video tersebut mendapatkan interaksi.
Relevansi video: TikTok mempertimbangkan faktor-faktor seperti tagar, lokasi, dan bahasa yang terkait dengan video untuk menentukan relevansi konten.
Konsistensi posting: TikTok mempertimbangkan seberapa sering pengguna memposting konten baru, serta konsistensi tema atau topik yang dipilih pengguna dalam konten mereka.
Algoritma TikTok secara terus-menerus belajar dan menyesuaikan dengan interaksi pengguna untuk memberikan pengalaman yang lebih baik. Namun, TikTok juga telah mendapat kritik terkait bagaimana algoritmanya dapat menghasilkan "filter bubble" yang membatasi akses pengguna ke pandangan yang berbeda dan mendorong konsumsi konten yang sama.
Comments
Post a Comment
Terima kasih yah udah mau komentar